hubungan ESD dengan pendidikan
Konferensi Dunia Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2014, Evaluasi Keberhasilan Bidang Pendidikan Setiap Negara
Tue, 11/11/2014 - 16:39
Nagoya, Kemendikbud ---
Pemerintah Indonesia, salah satunya diwakili Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) mengikuti konferensi dan pameran dalam
Konferensi Internasional Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan/Education for Sustainable Development (ESD), di Aichi Nagoya, Jepang, dibuka pada Senin (10/11).
Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 75 kementerian
yang membidangi pendidikan di negara masing-masing melakukan evaluasi
perkembangan serta keberhasilan yang telah dilakukan terhadap target ESD
selama 10 tahun. ESD adalah sebuah konsep dinamis yang mencakup visi
baru pendidikan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dari
segala usia memikul tanggung jawab untuk menciptakan dan menikmati masa
depan yang berkelanjutan. ESD pertama dideklarasikan di Jepang pada
2009.
Dalam pidato pembukaan acara, Putra Mahkota Jepang
Naruhito, yang didampingi oleh istrinya, Owada Masako menyampaikan
bahwa Jepang serius mendorong masyarakatnya untuk memperhatikan
pendidikan nonformal. Hal ini dibuktikan dengan pemberian Komingka Award, penghargaan bagi pusat kegiatan masyarakat kepada warganya.
Selanjutnya Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova
menyampaikan bahwa konferensi kali ini menjadi saat yang tepat untuk
melakukan sesuatu bagi bumi. “Bumi sudah mulai terbatas dukungan sumber
dayanya bagi kehidupan kita, umat manusia,” ujarnya.
Ibu Negara Maroko, Putri Lalla Hasnaa mengingatkan
agar tidak mengesampingkan pendidikan agama dalam upaya kolektif
meningkatkan ESD. Pendidikan agama, kata dia, harus selalu
diikutsertakan dalam menguasai sumber daya simbolik yang sangat erat
kaitannya dengan warisan budaya dan agama. “Misalnya, dengan selalu
meningkatkan kesadaran rasional publik dalam penggunaan air, di mana
dalam semua agama selalu menekankan kebersihan dengan menggunakan air
untuk kesucian,” katanya.
Sedangkan, Asisten Direktur Jenderal Pendidikan
UNESCO, Qian Tang, melaporkan pentingnya ESD dimulai dari anak usia dini
dan perlu ditingkatkan agar setiap orang dapat meningkatkan kapasitas
hidupnya dalam berbagai hal.
Pameran yang berlangsung selama konferensi bertema Cultivating Indigenous Wisdom for Sustainable Future, dibagi atas tiga sub tema yakni Culture, Water, Oceans and Biodivesity, dan Energy, Green Industry and Sustainable Cities,
Kemendikbud menampilkan produk-produk pendidikan yang turut mendukung
program ESD, seperti budaya membatik di sekolah-sekolah dan pusat
kegiatan belajar masyarakat . (Dian Srinursih)
Sumber: http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/3455
Komentar
Posting Komentar